Kamis, 18 Maret 2010

TEKNOLOGI ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE (ADSL) MELALUI SALURAN KAWAT TEMBAGA

Telecommunications technology have gone to a service requiring big
bandwidth for application of data communications, voice, video on demand.
Where the service require a network access quickly but with expense which
cheap relative and reached and also can give a adequate service quality for
cutomer of telecommunications, specially service multimedia.

One of technology which can give service access which quickly with
adequate expense is ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), this technology
give flexibility for exploiting maksimun of network source which already there,
that is copper cable network and offer advantage for example big bandwidth,
scalability beside wide area network (WAN) by adequate quality of service (Qos)
and also the complicated network architecture.
This technology is inclusive of newly but expected to be alternative for
service broadband access, and for implementation require to be done a analysis
hit network reliability and quality weared as technological medium of ADSL .

Kata kunci : ADSL
1. Pendahuluan
Dunia telekomunikasi terus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, baik dari sisi peningkatan kebutuhan masyarakat atas
permintaan jasa telekomunikasi maupun peningkatan tuntutan digunakannya
sistem dan teknologi dengan kemampuan yang lebih besar dan terintegrasi
yang dapat menyalurkan kecepatan dengan bit rate yang lebih tinggi untuk
layanan internet, voice, maupun komunikasi data.
Sistem transmisi radio saat ini telah mengalami kemajuan dengan
terciptanya teknologi radio digital yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan
sistem transmisi yang menggunakan sistem analog. Keunggulan yang dimiliki
sistem radio digital diantaranya adalah kemampuan memenuhi kebutuhan akan
transfer data, informasi voice, video, multimedia dengan kecepatan transmisi tinggi dan akurasi pengiriman informasi serta delay yang kecil. Teknologi juga
berkembang dengan ditemukannya fiber optik yang mampu menyediakan
kapasitas kanal yang sangat besar.
Pengaplikasian jaringan serat optik sebagai salah satu solusi bagi
permasalahan kebutuhan akan layanan komunikasi dengan kecepatan bit rate
yang tinggi serta bandwith yang lebar ternyata memerlukan pertimbangan akan
investasi yang dikeluarkan untuk pembangunannya.
Memperhatikan bahwa pemanfaatan teknologi baru seperti transmisi
radio digital dan fiber optik dapat memberikan kemampuan yang tinggi serta
kapasitas yang besar tetapi juga memerlukan dana investasi pembangunannya
yang tidak kecil, maka masuk akal bila para operator telekomunikasi tetap
memikirkan pemanfaatan fasilitas-fasiltas lama yang telah dimiliki semaksimal
mungkin.
Sebagai salah satu solusi dari kenyataan ini adalah digunakannya suatu
metode untuk pemekaran bandwith dari kabel tembaga yaitu teknologi ADSL
(Asymmentrik Digital Subscriber Line) agar dapat mendukung layanan
komunikasi multimedia. Teknologi ADSL merupakan jaringan akses yang
memungkinkan terjadinya komunikasi suara, video maupun data berkecepatan
tinggi melalui jaringan kabel tembaga biasa. Teknologi ini digunakan untuk
memaksimalkan jaringan kabel tembaga agar dapat mentransmisikan data
berkecapatan tinggi.

2. Teknologi Jaringan Akses XDSL (X-Digital Subscriber Line)
Internet sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data
yang paling populer di planet bumi ini, pada lima tahun terakhir World Wide Web
merupakan jenis trafik yang dominan. Bentuk layanan yang ditawarkan internet
pun semakin beragam.
Walaupun produk teknologi baru berkembang cepat, fasilitas-fasilitas
yang telah ada haruslah tetap diusahakan untuk dimanfaatkan dengan optimal
dan perlu ditingkatkan kemampuannya agar tetap optimal. Oleh karena itu,
teknologi XDSL (X-Digital Subcriber Line) saat ini merupakan sebuah alternatif
terbaik yang cocok diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di
subcriber line melalui saluran kabel tembaga.
Tabel.1. Pengelompokan teknologi XDSL berdasarkan bentuk transmisinya
SIMETRIS ASIMETRIS
SDSL
(Single line Digital Subcriber Line)

HDSL
(High data rate Digital Subcriber
Line)
ADSL
( Asymmmetric Digital Subcriber Line)

RADSL-Late
(Rate Adaptive Digital Subcriber Line)

VDSL
(Very high data rate Digital Subcriber
Line)
Tabel 2. Perkembangan Teknologi XDSL
Nama Arti
Bandwidth
Upstream
Bandwidth
Downstream
Jarak
Mak
Jumlah
Kabel
Tembaga
Aplikasi
ISDN
Integrated
Service
Digital
Network
160 Kbps 160 Kbps 6 km 1 pasang
Layanan ISDN
komunikasi
data dan suara
HDSL
High data
rate Digital
Subcriber
Line
1,544
Mbps
2,048
Mbps
1,544 Mbps
2,048 Mbps

4 km
2 atau 3
pasang
Layanan E1/T1
WAN, LAN
SDSL
Single line
Digital Line
1,544
Mbps
2,048
Mbps

1,544 Mbps
2,048 Mbps

3,3km 1 pasang
Sama dengan
HDSL ditam-
bah dengan
akses pada
layanan
simetris
ADSL

Asymmetric
Digital
Subcriber
Line

16 - 640
Kbps
1,5 -9
Mbps
6 km 1 pasang
Akses Internet,
Video on
demand,
Simplek Video,
Akses remote
LAN,Multimedia
internet
RADSL
Rate
Adaptive
Digital
Subcriber
Line
Bervariasi
Dalam
range
ADSL
Bervariasi
Dalam
range
ADSL
6 km 1 pasang
Sama dengan
ADSL
VDSL
Very high
data rate
Digital
Subcriber
Line
1.5 - 2.3
Mbps
13 -52
Mbps
800m
-2km
1 pasang
Sama dengan
ADSL ditambah
dengan HDSL
Teknologi XDSL merupakan teknologi jaringan yang memungkinkan terjadinya
komunikasi suara, video dan data berkecapan tinggi melalui jaringan kabel
tembaga. XDSL memiliki varian diantaranya adalah ADSL, HDSL (High bit rate
Digital Subcriber Line), RADSL ( Rate Adaptive Digital Subcriber Line), dan lain
sebagainya. Metode pembagian bandwidth untuk transmisinya secara umum
terbagi dua yaitu simetris dan asimetris. Teknologi XDSL memiliki beberapa
turunan yang dapat mentransmisikan data antara 60 Kbps s/d 60 Mbps dan
lebih cepat dari ISDN (Integrated Service Digital Network).
Mode transmisi pada teknologi XDSL dikenal dengan istilah simetris dan
asimetris. Mode simetris menjelaskan bahwa kecepatan transmisi arah kirim
(Upstream) sama dengan transmisi arah terima (Downstream)
Pada tabel 1. dikelompokkan teknologi XDSL, berdasarkan klasifikasi dan
asimetris.
2.1. HDSL (High data rate Digital Subcriber Line)
HDSL merupakan sebuah sistem yang lebih baik untuk mengirimkan
T1/E1 melalui saluran kawat tembaga twisted pair. HDSL memerlukan
bandwidth yang lebih kecil dan tidak memerlukan repeater. Dengan menerapkan
teknik modulasi yang lebih baik, HDSL dapat mengirimkan data dengan transfer
rate 1,544 Mbps atau 2,048 Mbps hanya dengan bandwidth sekitar 80 kHz
hingga 240 kHz atau lebih kecil.
Aplikasi HDSL di lapangan ada dua kemungkinan yaitu tanpa
multiplexer/ demultiplexer atau dengan multiplexer/demultiplexer. Untuk aplikasi
tanpa multiplexer/ demultiplexer, HDSL dipasang di sisi pelanggan
menggunakan dua pasang saluran tembaga. Sistem HDSL dengan
multiplexer/demultiplexer adalah dengan menambahkan perangkat
multiplexer/demultiplexer pada kedua sisi, yang berfungsi untuk memecah sinyal
kecepatan sampai 2 Mbps ke kecepatan yang lebih rendah sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
2.2. SDSL (Single line Digital Subcriber Line)
Teknologi SDSL indentik dengan HDSL dengan perbedaan yang
mendasar pada sisi pelanggan. Teknologi SDSL dapat langsung terhubung ke
terminal pelanggan seperti halnya pesawat telepon, sedangkan HDSL
membutuhkan perangkat multiplex tambahan untuk terhubung ke terminal
pelanggan.
SDSL memiliki keunggulan komparatif karena ADSL mampu
menyalurkan sinyal T1 maupun E1 dengan saluran telepon saja, sehingga tidak
perlu penambahan saluran lagi seperti yang dibutuhkan dalam pemasangan
HDSL. Oleh karena itu disebut SDSL. Kecepatan data yang bisa dikirim oleh
SDSL sama dengan HDSL yaitu 1,5 Mbps atau 2 Mbps, dengan jarak operasi
yang bisa dicapai menggunakan satu pasang kabel tembaga relatif pendek dari
HDSL. Aplikasi sama dengan aplikasi yang dapat dilewatkan pada HDSL.
2.3. VDSL (Very high data rate Digital Subcriber Line)
VDSL sebelumnya disebut sebagai VADSL karena pada awalnya, VDSL
hanya dapat mengirimkan data digital secara asimetrik seperti ADSL, tetapi
dengan kapasitas yang lebih tinggi dari ADSL dan panjang saluran yang lebih
pendek. Belum ada standar yang umum untuk VDSL, kapasitas downstream
yang umum untuk VDSL adalah 12,96 Mbps, 25,82 Mbps dan 51,84 Mbps.
Untuk keperluan upstream, kapasitas tersedia antara 1,6 Mbps hingga
2,3 Mbps. Istilah VADSL banyak ditentang, karena menunjukkan sesuatu yang
tidak simetrik. Padahal banyak yang menginginkan suatu saat akan benar-benar
simetrik. Oleh karena itu, nama VDSL lebih disukai.
Dalam beberapa hal, VDSL lebih sederhana dibandingkan ADSL.
Saluran transmisi yang lebih pendek pada VDSL menyebabkan hambatan-
hambatan pada saluran yang mungkin terjadi pada saluran yang lebih panjang
menjadi dapat ditekan. Oleh karena itu, teknologi transceivernya dapat menjadi
lebih sederhana dan kapasitasnya akan 10 kali lebih tinggi. VDSL merupakan
sasaran dari arsitektur jaringan ATM. VDSL memungkinkan terminasi jaringan
pasif dan dapat digunakan pada lebih dari satu modem VDSL untuk digunakan
pada saluran pelanggan, sama halnya dengan sistem telepon analog biasa
(POTS).
2.4. ADSL (Asymmetric Digital Subcriber Line)
Seperti namanya, ADSL mentransmisikan data secara asimetrik yaitu
kecepatan transmisinya berbeda antara saat downstream (dari jaringan ke
pelanggan) dan saat upstream (dari pelanggan ke jaringan). Kecepatan
downstream lebih tinggi dari kecepatan upstream. Ada beberapa alasan
mengenai transmisi datanya yang asimetrik antara lain karena kebutuhan
kecepatan transmisinya, sifat saluran transmisi dan sisi aplikasinya. ADSL
menyediakan channel digital yang asimetrik pada bit rate yang tinggi dengan
menggunakan kabel tembaga. Channel ini terdiri dari bit rate downstream yang
tinggi untuk pengiriman informasi dan bit rate upstream yang rendah untuk
pensinyalan dan fungsi kontrol. Sebagaimana didefinisikan oleh ANSI, ADSL
memiliki tujuh kelas transport; empat untuk multiple T1 (1.5 Mbit/s) bandwith
downstream dan tiga untuk multiple E1 (2 Mbit/s) bandwith downstream.
Kebutuhan kecepatan yang tidak perlu sama dapat dilihat dari
kebiasaan yang ada sampai saat ini yaitu biasanya para pelanggan (misalnya
pelanggan layanan internet) hanya memerlukan pengambilan data (download)
dari penyedia informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi
multimedia (atau apapun yang memiliki ukuran data yang relatif besar),
seharusnya diperlukan saluran transportasi dengan kecepatan yang besar untuk
keperluan download jauh lebih besar daripada tersebut.
Disisi lain, pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke
jaringan (upload). Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran transmisi dengan
kecepatan terbatas. Adakalanya pelanggan melakukan upload ke jaringan
dengan mengirimkan data-data yang cukup besar. Akan tetapi, itupun relatif
lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan download. Artinya bahwa
kebutuhan untuk download jauh lebih besar daripada upload. Jika dipaksakan
untuk mempunyai rate yang sama, hal ini akan membuat bandwidth menjadi
tidak efisien.
Jika dilihat dari media transmisinya, saluran-saluran transmisi yang ada
(saluran telepon) tidak disalurkan satu per satu ke setiap pelanggan (saluran
tunggal), melainkan beberapa saluran dijadikan satu dalam satu bundel saluran.
Biasanya dalam satu bundel terdapat 50 saluran. Dengan kondisi seperti ini,
interferensi antar saluran akan sangat mungkin terjadi. Bahkan, jika dalam satu
bundel yang sama terjadi transmisi arah yang berlawanan, sinyal yang
dipancarkan pada satu sisi (sisi bundel kabel) yang memiliki level sinyal yang
masih tinggi akan mengganggu penerima pada sisi yang sama (sisi bundel
kabel yang sama dengan pemancar) di mana level sinyal pada penerima yang
lemah sekali. Kejadian ini disebut NEXT.
Akan tetapi, jika pada bundel yang sama tersebut sedang terjadi
transmisi sinyal pada arah yang sama dan level sinyal yang ada pada kedua
saluran tersebut bisa dianggap sama kuat, gangguan saluran juga dapat terjadi.
Efek gangguannya lebih kecil daripda NEXT. Kejadian ini disebut dengan FEXT.
Selain itu, jika pada saluran yang sama ingin dilakukan komunikasi
fullduplex, biasanya komunikasi dilakukan dengan mengirimkan kedua sinyal
(sinyal yang dikirimkan dan diterima) dengan memodulasikannya pada frekuensi
pembawa yang sama sehingga dapat terjadi echo (sinyal yang dipancarkan
masuk ke bagian penerima kembali atau sinyal balik).
3. Teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line )
ADSL merupakan teknologi lanjutan setelah munculnya teknologi DSL
dan HDSL. Teknologi DSL dan HDSL adalah teknologi jaringan digital pelanggan
yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan jaringan pelanggan. Kedua
teknologi ini sering dikenal sebagai teknologi pengganda yang dapat
meningkatkan kapasitas layanan.
ADSL digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyalurkan jenis layanan
yang berkecepatan tinggi. Disamping itu, secara bersamaan (dalam pair kabel
yang sama) teknologi ADSL masih dapat menyalurkan layanan eksisting POTS
yang telah ada sebelumnya. Untuk menghindari terjadinya interferensi antara
arah transmisi upstream dan downstream maka dilakukan pemisahan
penggunaan frekuensi untuk upstream dan untuk downstream. Besarnya bit rate
downstream bervariasi dari 1,5 Mbps sampai 6 Mbps (saat ini sedang
dikembangkan hingga 8 Mbps ), sedangkan untuk upstream bervariasi dari 16
Kbps sampai 640 Kbps.
Akses internet kecepatan tinggi kini dapat dinikmati oleh para pemakai
internet dengan menggunakan teknologi ADSL. Pacific Link bekerja sama dengan PT. Telkom dengan jenis layanan MMA (Multi Media Access). Untuk
layanan yang disediakan sekarang oleh Telkom MMA adalah upstream
maksimum 64Kbps, downstream maksimum 512 Kbps. Layanan ini
menggunakan kabel telepon yang sama dengan yang digunakan para
pelanggan telepon sekarang. Koneksi ADSL baik hingga jarak sekitar 5 km dari
STO (Sentral Telepon Otomat) terdekat.
Benefit :
• ADSL memberikan kemampuan Internet dan Voice/Fax secara simultan. Ini
berarti anda dapat Surfing internet dan menggunakan Telepon atau Fax pada
saat bersamaan. Ini akan memberikan kepuasan bagi Anda untuk menikmati
High-Speed Internet Access tanpa kehilangan kontak telepon dengan relasi
Anda.
• Kecepatan koneksi lebih stabil karena masing-masing pemakai ADSL
mempunyai jalur tersendiri hingga ke peralatan multiplexer di sisi Telkom.
Kecepatan tidak terpengaruh oleh pertambahan jumlah pelanggan yang
akses bersamaan.
• Berbagai aplikasi multimedia masa depan, akan dapat dinikmati dengan
kualitas serta kenyamanan yang optimal. Anda bisa mulai menjelajahi dunia
Internet masa depan, Internet 3D – yang padat dengan animasi-video-musik.
• Dapat menggunakan saluran telepon yang ada.
Sasaran Pemakai
• Perusahaan, instansi pemerintah, atau institusi yang memiliki LAN dengan
user 10 orang atau lebih.
• Penyedia content (dotcom companies) yang ingin servernya dapat diakses
lebih cepat dan tetap siaga 7 x 24 jam.
• Warung internet (Warnet)
• Pemilik atau pengelola gedung yang ingin menyediakan fasilitas akses
internet bagi para penyewanya.
• Perorangan di rumah yang intens menggunakan internet untuk usaha, main
games, video-conference dengan relasi atau keluarga.
3.1. Model ADSL
Sistem hubungan komunikasi pada perangkat ADSL dapat dilakukan
menggunakan 2 sistem switching yaitu narrowband switching dan broadband
switching. Sistem hubungan layanan POTS atau layanan narrowband dilakukan
berbasis circuits-switching, sedangkan layanan data, video atau layanan
broadband berbasis packet-switching.
Secara umum konfigurasi ADSL sebagai berikut :

Gambar 1. Konfigurasi ADSL
3.2. Kecepatan data dan kapasitas transport ADSL
Sebuah sistim ADSL dapat melayani sampai dengan 7 kanal pembawa
(bearer channel) secara simultan yaitu 4 kanal pembawa downstream simplex
(downstream satu arah ) dan 3 kanal pembawa duplex ( 2 arah, downstream dan
upstream ). Laju data untuk semua kanal pembawa (bearer channel) dapat
disesuaikan dengan kombinasi dari pengali 32 Kbps (North America menganut
sistim 1,536 Mbps dan Europe dengan 2,048 Mbps).
3.2.1. Kecepatan Data
a. Kecepatan data untuk kanal pembawa downstream simplex berbasis
kelipatan 1,536 Mbps (mengikuti standar Amerika ) : Empat kanal pembawa (
bearer channel) simplex downstream dinyatakan dalam ASO hingga AS3.
sebagai berikut :
• Kanal pembawa ASO mendukung laju data hingga 6,144 Mbps.
• Kanal pembawa ASI mendukung laju data hingga 4,608 Mbps.
• Kanal pembawa AS2 mendukung laju data hingga 3,072 Mbps.
• Kanal pembawa AS3 mendukung laju data hingga 1,536 Mbps.
b. Kecepatan data untuk kanal pembawa downstream simplex berbasis
kelipatan 2,048 Mbps (mengikuti standard eropa ).
Tiga kanal pembawa ( bearer channel) simplex downstream dinyatakan dalam
ASO hingga AS3.
• Kanal pembawa ASO mendukung laju data hingga 6,144 Mbps.
• Kanal pembawa ASI mendukung laju data bingga 4,0% Mbps.
• Kanal pembawa AS2 mendukung laju data hingga 2,048 Mbps
• Kecepatan data untuk kanal pembawa duplex. c. Kecepatan data untuk kanal pembawa duplex
Tiga kanal pembawa ( bearer channel) duplex dapat dinyatakan dalam LSO
hingga LS2, seperti di bawah ini :
• Kanal pembawa LSO mendukung laju data hingga 576 Kbps ditambah
kecepatan kanal kontrol 16 Kbps atau 64 Kbps.
• Kanal pembawa LS1 mendukung laju data hingga 384 Kbps.
• Kanal pembawa LS2 mendukung laju data hingga 160 Kbps.

3.2.2 Kapasitas transport ADSL kanal pembawa (bearer channel
dowstream simplex berbasis 1,536 Mbps (North America ).
Kapasitas transport ADSL merupakan besaran yang menentukan
kemampuan kapasitas transmisi untuk membawa kecepatan data downstream
simplex. Untuk mengoptimalkan kapasitas penstransmisian ADSL downstream
simplex berbasis 1,536 Mbps maka kapasitas transport ADSL dibagi menjadi 4
kelas sebagai berikut :
a. Transport class 1
Transport class 1 menyediakan kapasitas maksimum bearer channel
downstream simplex 6,144 Mbps dengan 4 konfigurasi yaitu :
• Satu bearer channel 4,608 Mbps dan satu bearer channel 1,536 Mbps.
• Dua bearer channel 3,072 Mbps.
• Satu bearer channel 3,072 Mbps dan dua bearer channel 1,536 Mbps.
• Empat bearer channell ,536 Mbps

b. Transport class 2.
Transport class 2 menyediakan kapasitas maksimum bearer channel
downstream simplex 4,608 Mbps dengan 3 konfigurasi yaitu :
• Satu bearer channel 4,608 Mbps
• Tiga bearer channell ,536 Mbps.
• Satu bearer channel 3,072 Mbps dan satu bearer channel 1,536 Mbps.
c. Transport class 3.
Transport class 3 menyediakan kapasitas maksimum bearer channel
downstream simplex 3,072 Mbps dengan konfigurasi yaitu :
• Satu bearer channel 3,072 Mbps
• Dua bearer channel 1,536 Mbps.

d. Transport class 4
Transport class 4 menyediakan kapasitas maksimum channel downstream
simplex 1,536 Mbps.

3.2.3 Kapasitas transport ADSL kanal pembawa (bearer channel)
downstream simplex berbasis 2,048 Mbps (Europe).
Untuk mengoptimalkan kapasitas dan pentransmisian ADSL
downstream simplex berbasis 2,048 Mbps maka kapasitas transport ADSL
dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
a. Transport class 2M-l
Transport class 2M -1 menyediakan kapasitas maksimum bearer channel
downstream simplex 6,144 Mbps dengan 3 konfigurasi yaitu :
• Satu bearer channel 6,144 Mbps
• Satu bearer channel 4,096Mbps dan 2 bearer channel 2,048 Mbps.
• Tiga bearer channel 2,048 Mbps.
b. Transport Class 2M-2
Transport class 2M-2 menyediakan kapasitas maksimum bearer channel
downstream simplex 4,0% Mbps dengan 2 konfigurasi yaitu:
• Satu bearer channel 4,096 Mbps
• Dua bearer channel 2,048 Mbps.

3.3. Sistem Transmisi yang digunakan pada ADSL
Teknologi ADSL bekerja dengan laju bit berbeda pada arah upstream
dan downstream dalam lebar pita frekuensi 0,3 KHz sampai dengan 1,100 KHz
melalui sepasang saluran kabel tembaga. Spektrum frekuensi untuk upstream
dan downstream, dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

POTS ISDN
UPSTREAM
DOWNSTREAM
4261261.100 Khz
V

Gambar 2. Spektrum frekuensi ADSL

Untuk mentransmisikan data digunakan kode saluran (line code) tertentu
seperti pengkodean level banyak (multi level encoding) atau pengkodean dimensi
banyak (multidimensional encoding).
Teknologi Carrierless amplitude phase modulation (CAP) adalah teknik
modulasi pada sistem ADSL yang distandarkan oleh AT&T and Globespan.
Sedangkan teknologi Discrete 'Multitone (DMT), telah direkomendasikan oleh badan standar ANSI (American National Standard Institution) dalam ANSI T1.413
dan ETSI ( European Telecommunication Standard Institution) dalam DTR/TM 0 -
6001 serta telah diimplementasikan dalam beberapa produk perangkat ADSL.
DMT menggunakan modulasi multitone yang dapat mengotimasikan
spektrum daya melalui lebih dari satu pita frekuensi, karena lebar pita yang
tersedia dibagi kedalam sejumlah subkanal. Lebar pita frekuensi optimum 26
KHz, dengan 1.100 KHz dibagi menjadi subkanal-subkanal dengan lebar pita
sebesar 4 KHz, dengan menggunakan modulasi 32 QAM dan kepadatan 15
bit/Hz, maka diperoleh laju data upstream sebesar 25 x 15 bit/Hz x 4 KHz = 1,5
Mbps dan downstream sebesar 249 x 15 bit/Hz x 4 KHz = 14,9 Mbps. Dalam prakteknya, sistem ADSL baru mampu mentransmisikan sampai
dengan 8 Mbps melalui saluran kawat tembaga pilinan. DMT dapat
mengalokasikan data sehingga keluaran dari setiap kanal menjadi maksimum
karena penggunaan lebar pita yang tersedia cukup optimal. Hal ini dimungkinkan
karena jika ada beberapa subkanal yang tidak membawa data, maka sub kanal
tersebut dapat dihilangkan. Jadi berbeda dengan teknik modulasi lainnya yang
menggunakan single-tone untuk membatasi konsentrasi daya yang
ditransmisikan pada suatu pita frekuensi.
4. Kesimpulan
Teknologi ADSL merupakan suatu teknologi modem transmisi digital
yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyalurkan jenis layanan
yang berkecepatan tinggi melalui media transmisi sepanjang saluran kabel
tembaga (twisted pair). Disamping itu, secara bersamaan (dalam pair kabel yang
sama) teknologi ADSL masih dapat menyalurkan layanan eksisting POTS yang
telah ada sebelumnya.
Untuk menghindari terjadinya interferensi antara arah transmisi
upstream dan downstream, maka dilakukan pemisahan penggunaan frekuensi
untuk upstream dan untuk downstream. Besarnya bit rate downstream bervariasi
dari 1,5 Mbps sampai 8 Mbps, sedangkan untuk upstream bervariasi dari 16
Kbps sampai 640 Kbps.
Dengan kecepatan transmisi data yang cukup tinggi arah downstream
dan arah upstream, maka teknologi ADSL dapat digunakan untuk mendukung penanganan layanan pita lebar. Dan karena dapat di implementasikan pada
jaringan lokal akses tembaga (jarlokat) maka teknologi ADSL dapat digunakan
sebagai alternatif penanganan layanan pita lebar, disamping jaringan lokal
akses fiber (jarlokaf) atau jaringan lokal akses radio (jarlokar)
Agar perangkat ADSL dapat bekerja secara optimal, diperlukan saluran
kabel tembaga sebagai media transmisinya yang memenuhi spesifikasi teknis
yang ditentukan, disamping perangkat ADSL itu sendiri baik disisi sentral
maupun disisi pelanggan.
5. Referensi

[1] Depertemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi,
Direktorat Standarisasi Pos dan Telekomunikasi, Spesifikasi Teknis
Perangkat Telekomunikasi, “Persyaratan Teknis Alat/Perangkat
Telekomunikasi, ASYMMETRIC DIGITAL SUBCRIBER LINE (ADSL)”.

[2] PT. TELKOM, “Fundamental Technical Plan TELKOM”, Edisi I/92
PUSDIKLAT PT. TELKOM.

[3] Anggen, Diatherman, “Perkembangan Teknologi XDSL”, Gematel No.
06/XXVII, 1997.

[4] Prof. Dr. Zuhal M.Sc.EE, Ir. Zhanggischan, “Prinsip Dasar Elektroteknik”,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

[5] Network Magazine, April 2000 penulis Novia Prayogo, Teknik Elektro -
Universitas Kristen Maranatha.

[6] CED Magazine, “Optical Access Network Laboratory “May 2000, penulis
Arief Hamdani - RisTI, TELKOM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar